JUANGPOS.COM, Nagan Raya – Aris Wandi, pemilik industri Kilang Padi (KP) Rizki Perkasa yang berlokasi di Gampong Babah Krueng, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya mengaku kecewa atas sikap dan pelayanan PLN setempat karena sering melakukan pemadaman listrik secara tiba-tiba, bahkan terjadi secara berulang kali dalam sehari.
Kata pria yang akrab disapa Aris, peristiwa itu sering terjadi di kecamatan nya akhir-akhir ini yang berdampak pada kerugian industri yang Ia jalani saat ini.
Bagaimana tidak, selain terhambatnya proses penggilingan dan pengeringan padi di kilang miliknya, pemadaman listrik yang terjadi selama sepekan terakhir bahkan mencapai empat kali padam dalam sehari.
“Hal itu seperti yang terjadi pada Senin, 29 juni 2020 lalu, listrik padam mencapai empat kali dalam sehari,” ungkap Aris kepada awak media di lokasi KP Rizki Perkasa, Selasa Sore (30/6/2020).
Menurutnya, hal ini juga berdampak pada kerusakan di beberapa mesin industri miliknya, sehingga proses produksi pun jadi terganggu serta mengalami penurunan jumlah produksi beras pada usaha miliknya.
“Kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah,” kata Aris.
Aris menyebutkan, normalnya proses produksi di kilang padi miliknya mencapai 60 ton perhari hari. Namun, akibat pemadaman listrik yang tidak menentu, produksinya turun drastis dari 60 ton menjadi 35 ton perhari.
Masih menurut Aris, jika kondisi seperti ini masih berlanjut, tidak hanya produksi yang menurun, bahkan Dia khawatir mesin juga akan mengalami kerusakan total.
Melihat kondisi seperti ini, Dia meminta kepada pihak PLN supaya mengembalikan saja uang miliknya, agar Ia bisa menggantikannya dengan Genset.
Kepada awak media, Aris mengaku bahwa jumlah mesinnya yang rusak akibat pemadaman selama ini mencapai puluhan macam, diantaranya yang paling fatal dan membuat Ia kecewa yakni terjadi kerusakan pada layar mesin Color Solter.
Kata Aris, selain harga mesin tersebut yang terbilang mahal yakni, mencapai 2,6 Miliar. Jika pun onderdir nya diperbaiki atau diganti baru, fungsinya tetap tidak akan maksimal sebagaimana mestinya.
Fungsi mesin Color Selter pada kilang padi sebagai pemisah warna beras misalkan, memisahkan butir merah, butir kuning dan butir yang mengapur.
“Jika listriknya sering padam, maka mesin ini akan mengurangi fungsi, kinerja, bahkan mesin ini akan error sendiri,” ungkap Aris.
Oleh karena itu, Ia menilai pihak PLN tidak fair dalam hal ini. Karena, kata Aris, Ia sudah pernah beberapa kali berupaya menghubungi pihak PLN bahkan manager yang ada di Nagan Raya namun tidak dapat pelayanan yang baik.
“Dengan kerugian yang Saya alami ini, apakah pihak PLN mau bertanggung jawab? Untuk itu, Saya meminta kepada pihak PLN agar kiranya, jika ingin melakukan pemadaman supaya ada pemberitahuan terlebih dahulu,” harap Aris.
Ia menambahkan, sebagai warga negara yang baik, Ia taat melakukan pembayaran tagihan listrik yang mencapai 160 juta setiap bulannya. Oleh karena itu, Ia meminta kepada pihak PLN agar lebih fair terhadap pelayanan yang diberikan, apalagi ini menyangkut produksi dan pelanggannya.
“Jika PLN memberikan informasi terkait pemadaman listrik sebelumnya, maka Ia bisa mematikan terlebih dahulu mesin yang sedang beroperasi. Ini akan lebih bijak, sebab tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar akibat kerusakan alat pada mesin dan juga produksi padi tetap bagus dari proses penggilingan yang sedang berjalan,” tambah Aris.
Sementara itu, Manager ULP Jeuram yang di konfirmasi Rabu siang (1/7/2020) melalui telpon seluler mengatakan, bahwa Ia sudah bertemu langsung dengan pemilik kilang padi, setelah tadi pagi pihaknya menerima informasi dari pemilik usaha KP Rizki Perkasa yang menyampaikan adanya kerusakan mesin miliknya.
“Setelah Kami datang ke lapangan ternyata mesin nya tidak rusak dan operasi nya normal semua. Kami datang kesana hanya untuk memastikan saja, sesuai dengan informasi yang diterima sebelumnya bahwa mesinnya rusak. Namun, setelah pihaknya tiba, tidak ada, operasi mesinnya normal semua,” ungkap Taufan.
Taufan menjelaskan, cuma berdasarkan pengakuan pemilik kilang padi Rizki Perkasa kepadanya, ada memang kejadian (rusak) mesin miliknya yang rusak, tapi bukan tadi. Namun, apakah kerusakan itu terjadi karena penyebab dari internal beliau atau ada hal lainya, Saya kurang tau soal itu,” sebut Taufan.
Masih menurut Taufan, listrik padam memang ada. Namun tidak sebanyak yang seperti disampaikannya. Berdasarkan data yang terecord di sistem, hanya terjadi sebanyak 12 kali sejak tanggal 20 Juni hingga 1 Juli 2020.
“Padamnya listrik yang terjadi selama ini biasanya disebabkan oleh dua faktor, pertama karena ada gangguan yang disebabkan oleh alam dan kedua dilakukan pemadaman karena pemeliharaan. Jika pun terjadi gangguan, biasanya tidak pernah terjadi lebih dari lima menit,” sebutnya.
Terkait tindak lanjut padamnnya listrik di wilayah tersebut, Ia sudah berkoordinasi dengan pihaknya di Meulaboh, Aceh Barat untuk dilakukan evaluasi dalam waktu dekat ini.
Kemudian, terkait pengamanan masing-masing section atau percabangan kayu sangat parah di wilayah tersebut, terutama di wilayah Kulam Jernih dan sekitarnya.
Selain banyak percabangan, di wilayah tersebut pohonnya juga sangat padat, oleh karena itu pihaknya akan mengupayakan untuk mengamankan section-section itu agar arus listrik ke kilang padi tersebut stabil, itu opsi yang pertama, sebut Taufan.
“Opsi kedua, Kita akan melihat opsi lainnya terhadap pengalihan arus, karena kilang padi tersebut beroperasi rutin,” jelas Taufan.
Kata Taufan, pihak PLN tetap komitmen, siapa pun pelanggan nya tetap akan di hendle. Sebenarnya, tanpa ada yang melapor pun, PLN akan terus memperhatikan wilayah-wilayah yang sering padam dengan melakukan evaluasi, hanya saja masyarakat sampai sekarang masih ada yang merasakan listrik padam dalam satu bulan terakhir.
“Sebenarnya, beberapa bulan yang lalu aman-aman saja. Awal bulan ini tim dari Jeuram dan Meulaboh akan evaluasi ke lapangan dan mudah-mudahan bisa kita eksekusi dan frekuensi padam listriknya bisa Kita kurangi,” tuturnya. (tim)