JUANGPOS.COM (Rimo) – Komunitas Gerakan Relawan Rumah Dhuafa Indonesia (GARDA Indonesia) kembali menyerahkan satu unit rumah kepada Ali Asa, warga Kampung Sianjo-Anjo Meriah, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis (29/12/2022).
Rumah dengan tipe 4×12 yang berkodekan R003 tersebut merupakan hasil iuran anggota Komunitas Garda Indonesia Rp 10.000 perbulan.
Program gerakan sosial ini terbentuk pada Juli 2020 lalu. Selama kurun waktu tersebut, setidaknya sudah empat unit rumah yang sudah dibangun dengan hasil donasi Rp 10.000 perbulan, masing-masing dua unit di Kabupaten Aceh Barat, satu unit di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), serta yang terakhir diserahaterimakan satu unit di Kabupaten Aceh Singkil.
Perwakilan GARDA Indonesia Wilayah Aceh Singkil/Subulussalam, H. Wahidin didampingi Darwis, ST mengucapkan terimakasih banyak atas kesempatan untuk membangun satu unit rumah layak huni untuk warga Aceh Singkil dari program donasi Rp 10.000/bulan.
“Kami ucapkan terimakasih kepada para penggerak dan donatur GARDA Indonesia khususnya di Aceh Singkil/Subulussalam, harapan kita tahun 2023 ke depan kita mampu untuk membantu warga lainnya yang membutuhkan,” jelas H. Wahidin
Kata Wahidin, rumah yang berkodekan R003 ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 71.892.000 yang bersumber dari kas GARDA Indonesia. Jumlah tersebut digunakan untuk keperluan material bahan dan ongkos tukang, masing-masing untuk material Rp 51.892.000 dan Rp 20.000.000 untuk ongkos tukang.
Penyerahan rumah tersebut turut dihadiri oleh para penggerak dari Kabupaten Aceh Barat, unsur tokoh agama, tokoh masyarakat, aparatur gampong setempat dan sejumlah donatur GARDA Indonesia.
Sementara itu, inisiator Program GARDA Indonesia, Aduwina Pakeh, M.Sc yang juga Dosen Universitas Teuku Umar menyampaikan bahwa pembangunan rumah ini bersumber dari donasi rutin Rp 10.000 perbulannya dari donatur anggota tetap komunitas GARDA Indonesia.
“Seluruh dana untuk pembangunan rumah ini bersumber dari donasi anggota tetap GARDA Indonesia dengan komitmen memberikan donasi Rp 10.000/bulan,” jelas Aduwina Pakeh.
Menurutnya, sejak Komunitas Garda Indonesia dibentuk pada 8 Juli 2020 hingga 29 Desember 2022, jumlah donatur yang telah ikut bergabung sebanyak 4.951 orang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Aduwina menargetkan jumlah donatur yang tergabung dalam program ini bisa mencapai hingga 10.000 orang. Namun, hingga saat ini target yang sudah tercapai baru 49% dari target yang harus tercapai.
“Harapannya, kedepan melalui program ini GARDA Indonesia mampu membangun satu unit rumah layak huni setiap bulannya,” harapnya.
Oleh karena itu, Ia memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Aceh, agar cita-cita bersama untuk saling membantu dalam membebaskan rakyat Aceh dari hunian tidak layak huni.
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin bergabung menjadi donatur di program GARDA Indonesia ini, dapat menghubungi penggerak yang sudah tersebar hampir di setiap desa di Aceh Barat maupun di berbagai kabupaten/kota di Aceh lainnya atau dapat menghubunginya di Nomor WA 082166725955 (Aduwina Pakeh).
“Alhamdulillah kami merasa terharu dan berterimakasih kepada masyarakat Aceh Singkil yang telah mendukung dan membantu program sosial ini. Insya Allah kedepan kita harapkan akan menjadi satu Gerakan Nasional yang mampu menjangkau seluruh Nusantara,” jelas Aduwina Pakeh
Menurut Aduwina, potensi serta niat untuk saling membantu ada pada setiap orang, apalagi ini untuk program pembangunan rumah layak huni bagi warga kurang mampu. Namun, karena keterbatasan baik waktu maupun tenaga, sehingga niat tersebut belum tersalurkan. Maka lewat Gerakan Relawan Rumah Dhuafa Indonesia (GARDA Indonesia) inilah kami memberikan peluang dan kesempatan besar bagi siapa saja untuk aktif sebagai donatur maupun sebagai penggerak, tanpa harus menyita waktu kerja masing-masing. Karena gerakan ini dibangun berbasis teknologi informasi dan millenial.
“Orang Aceh dulu merupakan orang-orang yang sosialnya sangat tinggi. Dua pesawat terbang RI 001 dan RI 002 yang telah disumbangkan untuk Indonesia dulu, merupakan hasil dari kegiatan-kegiatan sosial seperti ini,” lanjutnya.
Gerakan ini tidak semata-mata tujuannya untuk membangun rumah layak huni, akan tetapi lebih kepada ingin membangun kembali kepedulian sosial umat Rasulullah SAW yang mulai pudar di tengah-tengah masyarakat Islam dewasa ini.
“Kepedulian, budaya gotong royong, gemar sedekah dan mencegah sikap individualisme yang berlebihan dengan cara menguatkan interaksi sosial kemasyarakatan. Lewat #Gerakan10Ribu insya Allah setiap orang dapat ikut membantu,” ungkap Dosen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar ini.
“Harapan kita, suatu saat gerakan ini akan mampu mengumpulkan 10.000 donatur, sehingga jika dikalikan 10.000 rupiah maka akan mendapatkan donasi sebesar Rp. 100 juta perbulan, dengan demikian kita akan mampu membangun 2 unit rumah layak huni /bulan. Kepada donatur yang telah bergabung, kami sampaikan ucapan terimakasih dan mari kita lanjutkan donasi untuk kelancaran pembangunan rumah dhuafa berikutnya,” ajak Aduwina Pakeh.
Untuk diketahui, keluarga Ali Asa menempati rumah sederhana berkontruksi kayu dan hanya memiliki satu kamar tidur, kondisinya tidak layak dihuni, sementara beliau memiliki 5 orang anak. (*)
Editor : Zulfikar