JUANGPOS.COM (Suka Makmue) – Warga Suak Puntong keluhkan abarasi laut yang terus meluas. Ombak besar ini terus mengikis daratan di pesisir pantai hingga mencapai 100-150 meter dari bibir pantai sebelumnya. Akibatnya, abrasi ini telah merusak perkebunan warga, akses jalan penghubung antar desa hingga fasilitas wisata.
Keuchik Suak Puntong, Alian Busmi kepada insan pers mengatakan, warga keluhkan abrasi bibir pantai ini yang semakin hari semakin meluas.
Pasca tsunami Aceh 2004 silam, abrasi ini semakin melebar yang sudah mencapai sepanjang 100-150 meter dari bibir pantai sebelumnya.
Sepanjang garis pesisir pantai Kuala Pesisir, di mulai dari Desa Suak Puntong hingga Kuala Trang kondisi ini semakin parah.
Alian menambahkan, selaku keuchik setempat, Ia hampir setiap hari menerima keluhan masyarakat terkait kondisi abrasi ini yang semakin parah.
Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan, akibat perkebunan warga yang terus terkikis abrasi laut mengakibatkan warga tidak bisa berkebun lagi.
Selain itu, kata Alian, bahwa sepanjang garis pantai ini merupakan pusat wisata pantai di Kabupaten Nagan Raya. Namun, akibat abrasi ini terjadi, banyak fasilitas wisata yang rusak akibat abrasi ini, berupa warung, cafe dan jalan penghubung antar desa menuju tempat wisata.
“Khusus di Desa Suak Puntong tanggul yang harus dibangun mencapai 3.000 meter sepanjang garis pantai dan ditambahkan satu Muara Suak sebagai sarana pembuangan air dari pemukiman warga ketika musim hujan tiba,” ujar Alian yang didampingi oleh Sekdes, Saifuddin AR, Ketua Tuha Peut Tgk Baharudin, Mukim Kuala Baro, Darwis serta tokoh masyarakat lainnya.
Oleh karena itu, Ia berharap pada pemerintah daerah dan pemerintah povinsi maupun pemerintah pusat agar segera membangun tanggul pemecah ombat dan pemasangan batu gajah.
“Kami sangat berharap kepada Ibu Pj Bupati dan dinas terkait agar sesegera mungkin untuk meninjau lokasi ini serta dapat mencari solusi bersama,” harapnya, Rabu (3/11/2022).
Sementara itu, Camat Kuala Pesisir, Edi Kamal mengatakan, abrasi ini disebabkan oleh faktor alam terutama di musim barat yang mengakibatkan gelombang tinggi sehingga mengakibatkan bibir pantai terus terkikis.
Setelah kita tinjau ke lokasi hari ini, kita akan menyampaikan kondisi ini kepada pemerintah kabupaten untuk diteruskan kepada pihak provinsi hingga pemerintah pusat dengan harapan perihal ini dapat segera teratasi dengan dibangunkan tanggul pemecah ombak sepanjang bibir pantai yang mencapai sekitar enam kilometer, di mulai dari Desa Suak Puntong, Kampong Lhok, Kuala Baro, Pulo, Kuala Tuha hingga Kuala Trang.
Edi Kamal menegaskan bahwa abarasi ini terus terjadi dan semakin parah dalam beberapa tahun terakhir, hal ini mulai terjadi pasca tsunami tahun 2004 dan semakin parah sejak tahun 2017 hingga saat ini.
“Abrasi ini disebabkan oleh faktor alam yang mengakibatkan perkebunan warga rusak, akses jalan penghubung wisata putus dan banyak fasilitas wisata yang rusak,” tuturnya Edi Kamal. (JP)