JUANGPOS.COM (Suka Makmue) – Memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad yang bertepatan pada 12 Rabi’ul Awal, Dayah Sufi Muda Nagan Raya menggelar Maulid Akbar memeriahkannya dengan cara yang terbilang unik, yakni memasak 1000 lemang untuk hidangan para tamu undangan.
Salah seorang Santri Dayah Sufi Muda, Aji kepada media ini mengatakan, kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2022 ini dikuti oleh ribuan jamaah. Namun, yang uniknya tahun ini dalam perayaan maulid Nabi tahun ini diisi dengan acara membakar 1000 lemang.
Adapun, jamaah yang hadir berasal dari berbagai daerah, semuanya merupakan jamaah Tarekat Naqsabandiyah Al Khalidiyah murid dari Abuya Sayyidi Syekh Ahmad Sufi Muda yang datang dari 23 Kabupaten/kota di Aceh, juga dari luar Aceh yakni Sumatera Utara antara lain, Binjai, Siantar, Tapanuli Utara, Lombok Barat, Kota Pariaman, Solo, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Jakarta dan Malaysia.
Disamping itu, Ketua Panitia Maulid Akbar menambahkan, jamaah yang hadir pada acara Maulid Akbar 1000 lemang ini di bagi menjadi tujuh Kontingen, masing-masing Kontingen 1 yang berasal dari Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, Aceh Tamiang, Medan, Bogor, Binjai, Siantar, Tapanuli Selatan, Jakarta, Malasyia.
Kontingen 2, Banda Aceh, Aceh Besar Sabang, Kendari, Kolaka; Kontingen 3, Aceh Jaya; Selanjutnya, Kontingen 4, berasal dari Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Selatan, Subulusalam, Aceh Singkil, Aceh Tenggara.
Kemudian, Kontingen 5, berasal dari Nagan Raya, Lombok Barat; Kontingen 6, berasal dari Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Utara, Bireun, Kota Lhokseumawe, Pidie Jaya, Pidie, Bangka Belitung; serta Kontingen 7 berasal dari Kabupaten Aceh Barat dan Sinabang.
“Peserta membawa sendiri semua keperluan untuk bakar lemangnya, seperti buluh (bambu) dan lain lainnya, sehingga lemang yang dibakar berjumlah 1000 lemang. Semuanya sangat bersemangat, inilah bentuk kegembiraan kita dalam merayakan kelahiran Rasulullah, Nabi Muhammad SAW,” ungkap Saifundi.
Kata Saifundi, kenapa pilihannya lemang ? Karena lemang ini adalah representasi dari syariat, tarekat, hakikat dan makrifat, kesemuanya saling berkaitan, dimana jika salahsatu unsur tidak ada, maka lemangnya tidak akan jadi.
Ia menjelaskan, bahwa jika ada bambu saja, tanpa dibalut dengan daun pisang, diisi beras dan kemudiaan santan, maka tidak akan berarti apa-apa apa, tidak akan jadi lemangnya. Belum lagi terkait tata cara membuatnya tentu lebih dalam lagi.
“Lemang punya pesan dan filosofi yang mendalam yaitu kesabaran, kebersamaan dan kekonokan, tiga nilai yang sangat penting bagi manusia,” jelasnya.
Adapun, kata Saifundi bahwa puncak acara maulid 1000 lemang ini ditutup dengan pembacaan marhaban dan makan bersama ‘Bu Kulah dan kuah beulangong’ berupa nasi putih yang dibungkus khas Aceh dengan daun pisang berupa kerucut bagian atasnya dan kuah Kari Kambing. (Aji)
Editor : Zulfikar