JUANGPOS.COM (Meulaboh) – Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Provinsi Aceh gelar Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) ke XV tahun 2022 di Universitas Teuku Umar Meulaboh.
Kegiatan yang diikuti oleh 127 mahasiswa dari 15 perguruan tinggi di Provinsi Aceh akan berlangsung selama tiga hari yakni, 9-11 September 2022.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Dr. Mursyidin, MA mengatakan, kegiatan Peksimida merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) Provinsi Aceh.
Peksimida ini dilakukan untuk menjaring bakat seni mahasiswa di tingkat provinsi, kemudian yang terpilih nanti akan mewakili Aceh untuk bertanding di tingkat nasional di Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas).
“Ada 15 cabang tangkai seni yang diperlombakan dalam Peksimida tahun ini,” ujar Mursyidin saat pembukaan di halaman Kampus UTU Meulaboh, Jumat sore (9/9/2020).
Dr Mursyidin merincikan, 15 tangkai lomba seni tersebut masing-masing-masing, lomba tari, vocal group, nyanyi tunggal pop putra/putri, nyanyi tunggal dangdut putra/putri, nyanyi tunggal keroncong putra/putri, nyanyi tunggal seriosa putra/putri, penulisan puisi, penulisan lakon, penulisan cerpen, baca puisi, monolog, lukis, desain poster, fotografi dan komikstrip.
Adapun, perguruan tinggi yang mengikuti ajang ini antara lain, Universitas Malikussaleh, Kota Lhokseumawe; Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh; Universitas Samudera Langsa, Kota Langsa; Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh; Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh; Universitas Al-Muslim, Bireuen; Universitas Jabal Ghafur, Sigli; Universitas Islam Kebangsaan Indonesia, Universitas Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh; Universitas Gajah Putih, Takengon; Universitas Abulyatama, Aceh Besar; ISBI Aceh, Aceh Besar; Akademi Keperawatan Teungku Fakinah, Banda Aceh; STIKES Medika Seramoe Barat; dan Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
Disamping itu, Ketua BPSMI Provinsi Aceh yang juga Wakil Rektor III USK, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc mengatakan, ajang ini bukan hanya lomba seni, tetapi juga wadah silaturahmi mahasiswa antar perguruan tinggi Aceh. Oleh sebab itu, Ia berharap dengan kegiatan ini, mahasiswa Aceh dapat bersatu tanpa memandang perbedaan.
“Biarpun mahasiswa berasal dari banyak latar belakang, tetapi semua dapat bersatu karena seni. Seni dapat meminimalisir perbedaan diantara sesama,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Prof Mustanir juga berharap agar para peserta dapat memberikan persembahan terbaiknya saat bertanding. Sebab pemenang dari setiap tangkai lomba seni akan menjadi perwakilan Aceh untuk tingkat nasional di Peksiminas yang berlangsung di Malang, pada 25-28 Oktober nanti di Universitas Brawijaya.
Sementara itu, Rektor Universitas Teuku Umar Meulaboh Dr Drs Ishak Hasan, M.Si dalam sambutannya mengatakan, Alhamdulilah, hari ini kita bisa bersatu di kampus ini (UTU) untuk bersilahturrahmi, saling menjalin hubungan akademik dan juga di bidang seni.
Dalam sambutannya, Dr Ishak menjelaskan bahwa fungsi perguruan tinggi bukan hanya untuk mendidik orang orang cerdas secara akademik, tetapi juga berfungsi untuk mendidik orang-orang yang mencintai seni. Karena seni akan menghaluskan budi pekerti kita, menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang berestetika dan juga beretika.
Hari ini, kata Dr Ishak, bangsa kita sedikit krisis dalam hal etika dan juga estetika, mengapa ? Karena kita sangat mudah tersulut oleh kemarahan diantara kita dengan hal hal kecil saja kita sudah memutuskan silaturrahmi. Oleh karena itu, kami (Civitas Teuku Umar) berkeyakinan dengan momen seperti ini kita bisa meningkatkan semangat untuk lebih baik lagi dalam hubungan antar kemanusiaan kita.
Kekayaan khazanah seni budaya bangsa kita luar biasa, oleh sebab itu, kata Rektor UTU, bahwa kekayaan ini harus menjadi penopang dan kekuatan bangsa kita.
“Oleh karena itu, kami menyadari akan hal ini, sebagai Perguruan Tinggi, kami terus memberikan semangat kepada mahasiswa-mahasiswa di Universitas Teuku Umar agar di bidang seni ini juga harus berkembang dengan baik. Tidak hanya mendidik orang-orang yang cerdas secara intelektual saja, namun kita lemah di bidang yang berhubungan dengan seni, etika dan estetika,” ungkap Dr Ishak.
Pada kesempatan itu, Dr Ishak berpesan, bahwa Peksimida ini bukanlah sebuah ajang untuk saling berkopetisi. Namun, ini adalah ajang untuk mencari potensi-potensi yang ada, sehingga bisa mewakili Aceh untuk ajang Peksiminas yang akan digelar di Universitas Brawijaya pada Oktober mendatang.
“Saya yakin, anak-anak hebat yang ada didepan kita ini, mereka punya kemampuan yang luar biasa kalau kita mampu memberikan kepada mereka untuk mengembangkannya. Oleh karena itu, kita di (perguruan tinggi) ini harus berkontribusi kuat untuk melahirkan pekerja-pekerja seni, seniman-seniman yang bisa membawa bangsa kita kepada kejayaan,” harap Ishak.
Ishak mengungkapkan, hari ini kita melihat bahwa tourism (wisatawan) menjadi sektor terpenting dalam meningkatkan pendapatan negara bangsa kita. Seni mengambil peran penting disitu, orang-orang asing berkunjung ke negara Indonesia hendak ingin melihat seni budaya nya. Oleh karena itu kita harus mengambil bagian ini untuk membantu meningkatkan pendapatan nasional kita.
“Oleh karena itu, anak-anak muda kita ini harus kuat untuk memajukan bangsa kita dari semua lini,” pungkas Ishak. (*)
Penulis : Zulfikar