JUANGPOS.COM (Banda Aceh) – Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyatakan komitmennya untuk terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Bukan hanya di sektor pelayanan publik, infrastruktur pendukung perekonomian dan pariwisata pun tak luput dari perhatiannya.
“Dan semua infrastruktur tersebut dibangun didasari asas serba manfaat,” begitu ungkap Aminullah saat menyapa warganya lewat program “Wali Kota Menjawab” yang disiarkan langsung via 10 stasiun radio dari pendopo wali kota, Senin 15 Februari 2021. Acara rutin bulanan Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setdako Banda Aceh itu, dipandu oleh host kawakan Dian Rahmat Syahputra.
Selama pemerintahannya, mantan Dirut Bank Aceh selama dua periode itu sukses merampungkan sejumlah proyek infrastruktur di berbagai bidang. “Reservoir PDAM berkapasitas 3.000 meter kubik yang mampu mendistribusikan air ke 20 ribuan pelanggan sudah kita resmikan. WTP Lambaro telah kita upgrade kapasitas produksinya dari 500 menjadi 800 liter per detik. Kualitas airnya juga semakin baik.”
Di sektor ekonomi, pasar terpadu dan modern Al-Mahirah yang terletak di Gampong Lamdingin juga telah rampung dikerjakan. “Selain itu ada juga pusat kuliner di Peunayong, Pujasera Seutui, Rumah Produksi Sambal Goreng Kentang di Geuceu Meunara, dan Rumah Produksi Kasab di Lambhuk yang sudah mulai berjalan. Seiring-sejalan, ratusan rumah layak huni pun sudah kita bangun bagi warga kurang mampu,” katanya.
Bukan hanya itu, keramba ikan terapung di Ulee Lheue, dan Rumah Produksi Tiram/Kerang Hijau di Alue Naga pun diwujudkannya guna mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. “Kita berharap dengan adanya infrastruktur pendukung yang memadai ini akan mampu menyerap lapangan kerja sehingga berkontribusi dalam mengentaskan angka kemiskinan dan pengangguran. Manfaatnya kini sudah mulai dirasakan warga,” katanya lagi.
Pariwisata sebagai salah satu sektor andalan Banda Aceh pun tak ketinggalan diperkuat dengan sejumlah infrastruktur baru. “Mulai dari bantaran Krueng Aceh dan Krueng Daroy yang sudah kita percantik dengan taman dan pedestrian, Ulee Lheue Park, hingga Dermaga Wisata yang juga berlokasi di Ulee Lheue juga baru saja kita resmikan. Ini untuk semakin menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.”
Pada kesempatan itu, Aminullah memaparkan sejumlah megaproyek infrastruktur ke depan. “Saya masih punya beberapa rencana besar seperti pembangunan Nurul Arafah Islamic Center (NAIC) di Ulee Lheue sebagai tempat zikir akbar dan pusat kegiatan keagamaan lainnya. Lalu kita juga akan membangun Museum Keislaman Aceh yang diharapkan dapat menunjang sektor pariwisata dan ekonomi Banda Aceh,” ungkapnya.
Menjawab keluhan salah satu warga melalui sambungan telepon, wali kota juga komit membenahi soal perparkiran dan kaki lima di pusat kota agar lebih tertib. “Saat ini memang kita beri kelonggaran selama masa Covid-19. Nanti pada waktunya akan kita tertibkan. Kalau mau kita tuntaskan secara aturan bisa dalam sehari, tapi kita pertimbangkan rasa kemanusian karena kondisi ekonomi tengah sulit.”
Oleh sebab itu, ia mengimbau para pedagang kaki lima agar senantiasa menjaga ketertiban dan tidak menganggu arus lalu lintas. “Termasuk para pedagang di Pasar Peunayong yang insya Allah kita sudah ada komitmen untuk kembali menempati Pasar Al-Mahirah Lamdingin pada bulan Mei mendatang. Sarana dan prasarana pendukung di sana sudah kita lengkapi. Harapannya pasar ini kelak bisa menjadi ikon baru Banda Aceh,” katanya.
Hal lainnya, Pemko Banda Aceh membuka peluang seluas-luasnya bagi investor. “Salah satunya Trans Studio Mall terbesar di Sumatra yang dibangun oleh Pak Chairul Tanjung dan akan segera dibuka dalam waktu dekat. Ini otomatis akan mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Banda Aceh,” kata Aminullah seraya mengajak masyarakat untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, dan sehat, serta menyenangkan bagi semua orang. (Humas/Jun)