JUANGPOS.COM, ACEH BESAR || Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Skema Berbasis Produk dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang di ketuai oleh Ahmad Farhan, Abdul Hamid dan Elmi Mahzum sebagai anggota melaksanakan kegiatan pelatihan cara pembuatan cetak dengan teknik pengecoran logam non-ferro kepada mitra pengrajin logam UKM Lestari dan UKM Mandiri.
Hal itu dilakukan untuk melatih skill para pengrajin agar mampu menghasilkan aneka produk kerajinan dengan teknik pengecoran logam yang berlangsung di Gampong (Desa) Baet Lampuot, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, 15 Agustus dan 17 Oktober 2020.
Ahmad Farhan kepada JUANGPOS.COM mengatakan, selama ini pengrajin mitra hanya mampu memproduksi souvenir berupa Rencong Aceh. Namun, selama Pandemi Covid_19 terjadi pelemahan ekonomi. Hal itu dikarenakan oleh kunjungan wisatawan, baik lokal maupun manca negara ke Aceh mengalami penurunan drastis.
Kata Ahmad Farhan, hal itu mengakibatkan penjualan souvenir (Cendera mata) yang di produksi oleh mitra di pasaran juga mengalami imbas.
Selain penjualannya yang menurun, kata Ahmad Farhan, produksi souvenir Rencong Aceh yang di produksi oleh UKM mitra juga menumpuk akibat penjualan yang menurun di pasaran.
Oleh karena itu, pihaknya melalui kegiatan unsyiah yang didanai dari PNBP unsyiah tahun 2020 melakukan pengabdian untuk mengajarkan skill Teknologi Tepat Guna (TTG) yang mudah dikuasai oleh mitra agar mampu memproduksi aneka jenis produk kerajinan cetakan logam lainnya yang berbahan dasar Pasir Silika.
Dengan demikian, Ahmad Farhan berharap, menurunnya permintaan pasar terhadap souvenir, dapat diimbangi oleh pemasaran produk yang lain, sehingga ekonomi dan produksi mitra dapat berjalan relatif stabil.
“Alhamdulillah, mitra telah mampu membuat cetak pengecoran logam untuk produk propeller (Baling-baling) boat nelayan dan cetakan kue Seurabi,” ungkapnya.
Dosen Prodi Fisika FKIP Unsyiah itu juga berharap, dengan berbekal pengetahuan yang telah ada, mitra mampu mengembangkan untuk model-medel produk kerajinan logam yang lain.
“Dengan demikian, lesunya pasar souvenir rencong selama masa pandemi Covid-19, dapat diatasi dengan memproduksi produk yang lainnya,” tutup Ahmad Farhan. (*)
Editor : Zulfikar